Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Anthem Liga Champions: Sejarah, Lirik, dan Artinya Updated

Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata “Champions League”? trofinya? Real Madrid? Cristiano Ronaldo? Lionel Messi? atau malah anthem-nya yang dikenal dengan lirik “THEE CHAAAMPIONSSS“?

Wajar saja, karena anthem Liga Champions adalah salah satu anthem paling terkenal di sepakbola. Anthem UCL adalah salah satu lagu yang paling mudah dikenali dalam sepakbola dan dimainkan di setiap stadion yang berpartisipasi sebelum pertandingan antara klub elit Eropa.

Anthem Liga Champions atau biasa kita sebut UCL, berjudul resmi “Champions League” dan ditulis oleh komposer asal Inggris, Tony Britten dan berdasarkan Zadok the Priest karya George Frideric Handel. Zadok the Priest adalah anthem Kerajaan Britania Raya yang biasanya dinyanyikan sebelum upacara penobatan Raja/Ratu.

Lagu tersebut dibawakan oleh Royal Philharmonic Orchestra dan dinyanyikan oleh paduan suara Academy of Saint Martin in the Fields. Paduan suaranya mengambil inspirasi dari Piala Dunia 1990 Italia dan lagu Nessun Dorma yang dipopulerkan Luciano Pavarotti.

Pada 1991, UEFA mencari cara untuk mengubah citra kompetisi klub elit Eropa ini. Mereka pun mengganti nama dari “Champions Cup” ke “Champions League”. Commercial partner Television Event and Media Marketing UEFA ikut ambil bagian dalam menciptakan logo dan warna khas Liga Champions.

FBL-EUR-C1-DRAW-LOGO

Logo Liga Champions / OZAN KOSE/GettyImages

Tony Britten, sang pencipta lagu Champions League sama sekali tidak menyangka anthem buatannya bakal terkenal di kalangan pecinta sepakbola.

“Saya ingat sudah lama sekali. Sejujurnya, ini hanya pekerjaan biasa (yang dilakukannya). Piala Eropa (Piala Champions) yang lama telah menjadi kompetisi yang sangat kuno dan UEFA mereka ingin meningkatkan reputasi sepakbola karena ketika itu (era 80an dan 90an) ada banyak hooliganisme di seluruh Eropa,” ujar Britten.

“UEFA ingin kompetisi ini menjadi yang terbaik dari sepakbola dan bukannya yang terburuk. UEFA mengatakan mereka harus memiliki lagu anthem. Piala Dunia 1990 di Italia baru saja memiliki tiga penyanyi tenor sehingga musik klasik adalah segalanya.”

Meski menciptakan anthem Liga Champions yang terkenal, tapi Britten tidak memiliki hak apa pun atas lagu tersebut karena hak ciptanya dimiliki oleh UEFA. Kendati demikian, Britten tetap menerima royalti ketika lagu tersebut digunakan.

Anthem Liga Champions juga didengarkan ketika pertandingan final. Yang paling terkenal mungkin di final 2001 antara Bayern Munchen vs Valencia. Ketika itu Britten memimpin langsung paduan suara terkenal La Scala Milan pada pre-match sebelum pertandingan.

Lirik lagu Liga Champions cukup unik karena terdiri dari tiga bahasa yaitu bahasa Inggris, bahasa Prancis, dan bahasa Jerman.

Ada alasannya kenapa lirik lagunya dicampur tiga bahasa. Karena bahasa resmi UEFA adalah Inggris, Jerman, dan Prancis.

Ce sont les meilleures équipes
Es sind die allerbesten Mannschaften
The main event

Die Meister
Die Besten
Les grandes équipes
The champions

Une grande réunion
Eine grosse sportliche Veranstaltung
The main event

Die Meister
Die Besten
Les grandes équipes
The champions

Ils sont les meilleurs
Sie sind die Besten
These are the champions

Die Meister
Die Besten
Les grandes équipes
The champions

Bahasa Indonesia

Ini adalah tim terbaik
Mereka adalah tim terbaik
Acara Utama

Yang ahli
Yang terbaik
Tim terbesar
Sang juara

Sebuah pertemuan besar
Sebuah event olahraga besar
Acara utama

Mereka adalah yang terbaik
Mereka adalah yang terbaik
Ini adalah juara

Yang ahli
Yang terbaik
Tim terbesar
Sang juara

Anda bisa mendengarkannya di youtube resmi UEFA seperti yang ditautkan di atas. Jika Anda memiliki Spotify, Anda bisa mendengarkan versi lengkap dan versi 41 detik, yang bisa didengarkan di lapangan sebelum pertandingan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *