Kolaborasi antara dua startup besar, Gojek dan Tokopedia melahirkan saham GoTo yang dalam perilisan IPO-nya sangat ditunggu para pelaku pasar. IPO adalah Initial Public Offering atau penawaran umum perdana dimana keduanya akan melakukan peluncuran tahun ini.
Sebelum investasi ini viral dan banyak ditunggu investor pada tahun 2022, sebelumnya sudah ada Bukalapak dengan IPO Unicorn-nya yang lebih dulu diluncurkan tahun 2021 silam. Yuk, kenali lebih jauh tentang jenis investasi dari penjelasan berikut!
Perusahaan yang Menjadi Investor Saham GoTo
Kolaborasi dua perusahaan besar ini juga telah mendapatkan sokongan dana pra-IPO dari anak perusahaan Abu Dhabi Investment Authority atau ADIA. Dana dari ADIA tersebut diberikan sebesar 400 juta US Dollar untuk saham di Indonesia.
Sebagai investor paling baru skala internasional, ADIA bukan satu-satunya perusahaan yang mempercayakan investasi pada Gojek dan Tokopedia. Selain itu, sudah ada juga beberapa nama perusahaan besar yang menjadi investor saham GoTo:
- Alibaba Group
- PT Astra International Tbk atau ASII
- Global Digital Niaga atau GDN
- KKR
- Sequoia Capital India
- Paypal
- Telkomsel
- Temasek
- Softbank Vision Fund 1
- Warburg Pincus
- Tesla
Tiga belas nama perusahaan yang bukan main-main gaungnya di dunia bisnis sudah mempercayakan investasi pada Gojek maupun Tokopedia. Kolaborasi keduanya diprediksi akan menghasilkan sesuatu yang hebat.
Kolaborasi GoTo dengan FinanSiap dan OJK
Sebagai bentuk kerjasama kedua startup besar tanah air, saham GoTo menghadirkan GoTo Financial, sebuah buku pintar finansial digital untuk UMKM yang sudah bekerjasama langsung dengan OJK dan FinanSiap.
FinanSiap adalah wadah edukasi holistis yang memang perancangannya dikhususkan bagi para pelaku UMKM. Tujuan dari peluncuran platform digital ini supaya masyarakat makin tangguh menghadapi kondisi perekonomian dunia di tengah gempuran pandemi covid-19.
FinanSiap juga berguna sekali untuk mengedukasi para pemilik UMKM agar lebih beradaptasi dengan dunia bisnis yang semakin mengarah ke dunia digital. Tirta Segara selaku Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK menyatakan peranan FinanSiap sebagai berikut:
- Membuat pelaku UMKM lebih pandai mengelola keuangan secara digital.
- Membuat bisnis bertransformasi ke dunia digital.
- Mampu mengakses sumber permodalan.
- Membuat laporan pajak UMKM.
Edukasi tepat untuk para pengguna GoTo Finansial secara tidak langsung membuat saham GoTo turut menguat. Meskipun baru, berkat rekam jejak kedua perusahaan yang bergabung.
Dapat diprediksikan instrumen ini mampu menarik perhatian banyak investor. Edukasi dalam mengelola keuangan secara digital tidak kalah pentingnya dengan pergeseran bisnis ke dunia digital.
Tidak Menerapkan Sistem Lock Up
Ditunggu-tunggu saat IPO oleh para investor, peluncuran saham perusahaan merger ini ternyata memberikan kebijakan tidak biasa. Tokopedia dan Gojek memberikan kebebasan para investor dari lock up.
Dengan kata lain, investor tidak terikat aturan terkait kapan waktu penjualan instrumen. Bahkan selepas IPO sekalipun penjualan tetap bisa dilakukan. Sebuah langkah berani dari dua platform digital ini.
William Hartanto selaku analis Panin Sekuritas mengatakan bahwa kemungkinan saham GoTo pada saat listing akan mengalami penurunan akibat tidak adanya lock up. Pendapat tersebut didasarkan pada kejadian yang menimpa Unicorn milik Bukalapak.
Pertimbangannya adalah jika Bukalapak saja kala itu bisa mengalami penurunan bahkan setelah menerapkan lock up, apalagi dengan saham terbaru ini. Kuncinya dua, pemilik lama hendak exit atau pemilik baru masuk listing.
Jelang IPO, perhatian ketat investor pada perkembangan instrumennya di dunia digital sangat penting. Pengamatan mendalam terhadap saham GoTo tersebut akan menentukan keputusan investor selanjutnya dan menentukan nilai dari instrumen dua perusahaan merger tersebut.