Indikator trading forex dapat berfungsi untuk membantu proses analisis teknikal agar berjalan dengan lebih mudah. Namun bagi para pemula, hal ini bisa menjadi suatu hal yang membingungkan. Untuk itu kamu perlu memahami apa saja fungsi dari setiap indikator dan bagaimana cara membacanya.
Melalui hal tersebut kamu bisa menemukan peluang trading yang lebih menjanjikan. Dengan memperhatikan indikator ini, kamu bisa memantau pergerakan pasar secara optimal. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah untuk menerapkan strategi trading yang tepat dan meraih keuntungan.
Indikator Trading Forex Teknikal Populer
Tanpa menggunakan indikator, kamu mungkin akan kesulitan untuk menentukan posisi pasar yang sedang tren. Dengan menggunakan indikator, kamu bukan hanya bisa memantau pergerakan pasar saja, namun juga bisa memprediksi kekuatan tren yang sedang berlangsung.
Apakah masih berlangsung panjang atau tidak. Komponen ini memudahkan kamu untuk membuat perencanaan strategi trading dengan lebih baik. Berikut beberapa indikator teknikal yang populer digunakan:
1. Bollinger Bands
Indikator ini terdiri dari garis lower, middle dan upper band. Kamu bisa menggunakan indikator ini untuk melihat kejenuhan pada pasar. Jika pergerakannya menyentuh upper band, artinya harga telah mencapai kondisi jenuh beli.
Sebaiknya jika harga bergerak menyentuh garis bawah, artinya kondisi sedang oversold atau jenis jual. Kondisi pasar jenuh umumnya menunjukkan bahwa harga akan segera berbalik arah. Kamu bisa melakukan pembelian ketika harga menyentuh garis lower.
Dengan catatan, tren harga secara keseluruhan sedang naik. Sedangkan kamu bisa menjualnya ketika garis menyentuh upper band, dengan kondisi tren keseluruhan sedang turun. Kombinasikan dengan garis MA 200 untuk mengetahui tren secara keseluruhan.
2. Moving Average (MA)
MA adalah indikator tren yang memiliki bentuk garis yang bergerak langgeng atau dikatakan bergerak lebih lambat dari pergerakan harga. Garis MA yang naik menunjukkan uptrend atau bullish, sedangkan ketika menurun artinya menunjukkan downtren atau bearish.
Selain itu, kamu juga bisa menentukan level support serta resistance dinamis dengan melihat posisi garis MA yang ada pada grafik. Garis MA yang letaknya berada di bawah harga menjadi level support yang dinamis.
Sedangkan garis MA di atas harga akan menjadi level resistance dinamis. Kamu juga bisa menggunakan dua garis MA pada periode yang berbeda untuk menentukan sinyal buka posisi.
3. Parabolic SAR
Indikator tren yang satu ini berfungsi untuk mengindikasi momen dimana pergerakan harga akan berhenti dan berbalik arah, atau dikenal dengan sebutan reversal. Apabila titik-titik SAR muncul pada bagian bawah candlestick, artinya pasar sedang uptrend.
Sedangkan jika posisinya berada di atas candlestick artinya pasar sedang down tren. Reversal akan mulai terlihat apabila terdapat titik SAR yang berlawanan dengan tren, lalu terlihat juga candlestick yang melewati titik SAR tersebut.
Sebagai pemula, mempelajari cara membaca indikator merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk memperbesar peluang trading.
4. Average Directional Movement Index
Indikator ini bisa digunakan untuk mengukur kekuatan tren yang sedang berlangsung. Garis ADX yang melonjak naik menunjukkan bahwa tren sedang menguat, sedangkan garis menurun menunjukkan tren sedang lemah.
Tren dianggap dalam posisi kuat jika garis ADK bergerak menembus level 25. Dengan menggunakan indikator ini, kamu bisa membaca dan mengamati posisi tren secara lebih efektif.
Para trader pemula bisa memilih salah satu dari indikator trading forex terpopuler untuk bisa diaplikasikan bersama dengan strategi yang sudah disusun. Kamu perlu mencoba penggunaan indikator tersebut dengan akun demo terlebih dahulu agar bisa melakukan simulasi tanpa risiko.